Pernah dengar tentang pengolahan kopi semi washed? Nah, metode ini jadi salah satu teknik favorit di kalangan petani kopi, terutama di Indonesia. Soalnya prosesnya nggak terlalu rumit, tapi hasilnya bisa memunculkan rasa kopi yang khas banget—nggak terlalu bersih kayak washed, tapi juga nggak sekacau natural.
Metode ini juga di kenal sebagai pulped natural. Jadi, intinya proses ini nanggung antara basah dan kering. Biar nggak penasaran, yuk kita bahas satu-satu langkahnya, biar kamu makin paham dan bisa bedain hasil cicipannya nanti.
1. Pilih Buah Kopi yang Matang Sempurna
Langkah pertama tentu aja pemilihan buah kopi yang matang. Petani biasanya pilih buah yang berwarna merah cerah dan sehat. Buah yang mentah atau terlalu matang bisa bikin rasa akhir jadi kacau, jadi penting banget di sortir dari awal.
Sortasi ini biasanya di lakukan secara manual atau pakai air. Kalau buah tenggelam, tandanya padat dan bagus. Kalau mengapung, ya kemungkinan busuk atau kopong, jadi harus disisihkan.
Dengan buah yang udah terseleksi dengan baik, proses selanjutnya jadi lebih maksimal dan hasilnya pun lebih konsisten.
2. Kupas Kulit Luar, Lendir Dibiarkan Nempel
Setelah buah di sortir, kulit luar di kupas pakai mesin pulper. Tapi bedanya dengan metode full washed, lendir (atau mucilage) masih dibiarkan nempel di biji. Nah, ini nih yang bikin rasa kopinya nanti jadi manis dan beraroma khas.
Kalau di cuci bersih seperti metode full washed, rasa kopi jadi lebih clean. Tapi di semi washed, lendir yang tersisa justru memberikan karakter rasa yang lebih kompleks.
Makanya pengupasan ini harus pas. Nggak boleh terlalu bersih, tapi juga jangan terlalu banyak lendir yang tersisa karena bisa ganggu proses pengeringan.
3. Fermentasi Singkat Tanpa Air
Setelah di kupas, biji kopi di biarkan dalam kondisi lembap selama sekitar 12 sampai 24 jam. Ini disebut fermentasi kering. Lendir akan mulai terurai secara alami, tapi tanpa penambahan air seperti di metode basah.
Proses ini butuh pengawasan karena fermentasi yang terlalu lama bisa bikin rasa jadi asam berlebihan. Tapi kalau pas waktunya, justru hasilnya bisa lebih manis dan fruity. Ini salah satu titik krusial dalam pengolahan semi washed karena rasa kopi banyak terbentuk di sini.
4. Dijemur Sampai Kering dengan Lendir Masih Menempel
Biji kopi lalu di jemur di bawah sinar matahari langsung. Proses ini biasanya makan waktu 7 sampai 14 hari. Karena masih ada sisa lendir, pengeringan harus lebih hati-hati biar nggak berjamur.
Biji kopi di balik secara berkala supaya kering merata. Tujuannya jelas: biar kadar airnya turun ke sekitar 12%, ideal buat disimpan dan di roasting nantinya.
Kalau penjemurannya berhasil, biji kopi semi washed punya tampilan yang lebih kuning kecokelatan dan rasa yang cenderung seimbang.
5. Kenapa Banyak yang Suka Semi Washed?
Kopi semi washed punya karakter unik rasa bersih tapi tetap ada nuansa manis dan body yang cukup tebal. Banyak penikmat kopi suka dengan profil rasa ini karena cocok di seduh pakai metode manual seperti V60 atau Kalita.
Metode ini juga cocok buat daerah tropis yang kelembapannya tinggi karena lebih cepat dari proses natural, tapi tetap mempertahankan kekayaan rasa.
Nggak heran, kopi dari Toraja, Bali, dan Flores sering banget pakai metode ini karena hasilnya bisa konsisten dan punya nilai jual lebih.
Kesimpulan
Pengolahan kopi semi washed itu cocok buat kamu yang suka kopi dengan rasa balance nggak terlalu clean, tapi juga nggak terlalu liar. Metodenya juga bisa di bilang fleksibel, cocok di terapkan di berbagai kondisi cuaca.
Biji kopi semi washed mampu memberi karakter rasa manis, body mantap, dan aroma khas yang bikin nagih. Jadi, kalau nemu kopi dengan proses ini, wajib dicoba deh!